Kemala Septia Zona
170254242006
1. Identitas Buku
Penulis : Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid,
Ph.D.
: Prof. Dr. Apridar, SE,
M.Si
: Kusnadi
: Masyhuri Imron
: Ary Wahyono
: Suryo Sakti Hadiwijoyo
Penyunting : Arif Abdulrakhim
Penerbit : Graha Ilmu
: Ruko Jambusari 7a
Yogyakarta 55283
Tahun
: 2016
Isbn : 078-602-262-557-5
Tebal : 134 Halaman + 12 Halaman Prakata
Dan Daftar Isi
Bahasa : Indonesia
Sampul : Berlatar nelayan yang sedang melaut
2.
Orientasi
Buku
ini merupakan kumpulan artikel yang di tulis oleh beberapa kaum elit dan
merupakan buah pikiran yang harus dipertimbangkan. Buku ini ditulis oleh Prof.
Ir. Daniel Mohammad Rosyid, Ph.D., Prof. Dr. Apridar, SE, M.Si, Kusnadi,
Masyhuri Imron, Ary Wahyono, Suryo Sakti Hadiwijoyo yang kemudian disunting
oleh Arif Abdulrakhim.
Didalam
buku ini terdapat tujuh judul besar yang merupakan artikel dari masing-masing
penulis. Judul tersebut antara lain: rekonstruksi pemikiran iptek, komitmen
menuju poros maritim dunia, arsitektur maritim di Indonesia, membangun desa
pesisir sama dengan membangun maritim Indonesia, dinamika sosial nelayan miskin
dan strategi peningkatan kesejahteraan melalui pengembangan kepemilikan sarana
kolektif, perbatasan maritim Indonesia dalam perspektif geopolitik,
geostrategis dan geoekonomi, menjaga kedaulatan maritim melalui peningkatan
peran nelayan dalam penanganan ilegal fishing.
Buku
ini sangat berguna bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum dalam
mencapai cita cita bangsa yakni menjadi poros maritim dunia, karena buku ini
berisi ulasan yang selaras dengan permasalahn yang dihadapi, memberi solusi dan
mudah dipahami.
3. Tahap Tafsiran Isi
a. Buku
ini diawali dengan pemikiran mengenai pengembangan, kompetensi dan distribusi
sumberdaya manusia bidang sumberdaya alam dan maritim. Lalu dilanjutkan dengan
uraian mengenai komitmen menuju poros maritim dunia yang didalamnya berisi
ulasan singkat mengenai kondisi kemaritiman indonesia saat ini dengan
dilengkapi solusi yang ditawarkan oleh penulis.
b. Menuju
kedaulatan maritim merupakan pr yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia, sistem pendidikan merupakan salah satu sistem yang sangat
berpengaruh bagi kedaulatan maritim Indonesia. Sistem pendidikan yang ada
sekarang ini adalah peninggalan dari sistem pendidikan yang ditinggalkan oleh
Belanda yang tidak memfokuskan pada bidang kemaritiman, pada saat itu
pendidikan difokuskan untuk kepentingan penjajahan. Saat ini diperlukan
revolusi dari segi pendidikan yang lebih memperhatikan bidang kemaritiman untuk
membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia.
a. Keunggulan
Banyak
keunggulan yang terdapat didalam buku ini, meskipun artikel didalam buku ini di
ditulis oleh orang yang berbeda, namun keseluruhan isi yang disajikan saling
berkaitan satu sama lain sehingga mudah untuk dipahami. Informasi yang terdapat
di dalam buku ini dapat dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang
memerlukan informasi dan pengetahuan mengenai kemaritam di Indonesia, baik itu
pelajar, mahasiswa maupun khalayak umum. Bahasa yang digunakan dalam buku ini
adalah bahasa indonesia baku namun tidak terlalu berat sehingga informasi yang
tersaji di buku ini tersampaikan kepada pembaca.
b. Kekurangan.
Meskipun
banyak kelebihan yang terdapat di buku ini, bukan berarti buku ini tidak
memiliki kekurangan, buku yang berjudul menuju kedaulatan maritim Indonesia ini
terkesan monoton dan membosankan karena penuh dengan tulisan, seharusnya untuk
beberapa bagian seperti arsitektur maritim Indonesia dilengkapi dengan gambar
agar lebih mudah dipahami. Data yang ada pada buku ini juga merupakan data yang
sudah lama, seharusnya disajikan data yang terbaru mengenai dinamika sosial
nelayan dan perbatasan maritim.
5. Rangkuman.
Deklarasi
Djuanda 1957 merupakan bentuk pengakuan kesadaran yang baru yang melengkapi
pancasila dan konsepsi negara RI yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta. Sila
ke-3 pancasila “persatuam Indonesia” mensyaratkan kesadaran ruang maritim.
Menjadi negara maritim adalah keniscayaan geostratejik untuk berdaulat secara
politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Untuk
mencapai kedaulatan maritim tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak
dan pembelajaran yang berbasis kemaritiman bagi generasi muda. Untuk itu perlu
takdir sebagai negara maritim bukan hanya karena lokasi ataupun pemanfaatan,
tetapi juga didukung dengan keberadaan rezim politik yang paham akan maritim.