Senin, 20 November 2017

MENUJU POROS MARITIM DUNIA



Kemala Septia Zona
170254242006
1. Identitas Buku

Judul             : Menuju Kedaulatan Maritim Indonesia
Penulis          : Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, Ph.D.
                      : Prof. Dr. Apridar, SE, M.Si
                      : Kusnadi
                      : Masyhuri Imron
                      : Ary Wahyono
                      : Suryo Sakti Hadiwijoyo
Penyunting    : Arif Abdulrakhim
Penerbit         : Graha Ilmu
                      : Ruko Jambusari 7a Yogyakarta 55283
Tahun            : 2016
Isbn               : 078-602-262-557-5
Tebal             : 134 Halaman + 12 Halaman Prakata Dan Daftar Isi
Bahasa          : Indonesia
Sampul          : Berlatar nelayan yang sedang melaut

 2.    Orientasi
 
Buku ini merupakan kumpulan artikel yang di tulis oleh beberapa kaum elit dan merupakan buah pikiran yang harus dipertimbangkan. Buku ini ditulis oleh Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, Ph.D., Prof. Dr. Apridar, SE, M.Si, Kusnadi, Masyhuri Imron, Ary Wahyono, Suryo Sakti Hadiwijoyo yang kemudian disunting oleh Arif Abdulrakhim.
Didalam buku ini terdapat tujuh judul besar yang merupakan artikel dari masing-masing penulis. Judul tersebut antara lain: rekonstruksi pemikiran iptek, komitmen menuju poros maritim dunia, arsitektur maritim di Indonesia, membangun desa pesisir sama dengan membangun maritim Indonesia, dinamika sosial nelayan miskin dan strategi peningkatan kesejahteraan melalui pengembangan kepemilikan sarana kolektif, perbatasan maritim Indonesia dalam perspektif geopolitik, geostrategis dan geoekonomi, menjaga kedaulatan maritim melalui peningkatan peran nelayan dalam penanganan ilegal fishing.
Buku ini sangat berguna bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum dalam mencapai cita cita bangsa yakni menjadi poros maritim dunia, karena buku ini berisi ulasan yang selaras dengan permasalahn yang dihadapi, memberi solusi dan mudah dipahami.

 3. Tahap Tafsiran Isi
 
a.       Buku ini diawali dengan pemikiran mengenai pengembangan, kompetensi dan distribusi sumberdaya manusia bidang sumberdaya alam dan maritim. Lalu dilanjutkan dengan uraian mengenai komitmen menuju poros maritim dunia yang didalamnya berisi ulasan singkat mengenai kondisi kemaritiman indonesia saat ini dengan dilengkapi solusi yang ditawarkan oleh penulis.
b.      Menuju kedaulatan maritim merupakan pr yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, sistem pendidikan merupakan salah satu sistem yang sangat berpengaruh bagi kedaulatan maritim Indonesia. Sistem pendidikan yang ada sekarang ini adalah peninggalan dari sistem pendidikan yang ditinggalkan oleh Belanda yang tidak memfokuskan pada bidang kemaritiman, pada saat itu pendidikan difokuskan untuk kepentingan penjajahan. Saat ini diperlukan revolusi dari segi pendidikan yang lebih memperhatikan bidang kemaritiman untuk membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia.

4. Evaluasi


a.       Keunggulan
Banyak keunggulan yang terdapat didalam buku ini, meskipun artikel didalam buku ini di ditulis oleh orang yang berbeda, namun keseluruhan isi yang disajikan saling berkaitan satu sama lain sehingga mudah untuk dipahami. Informasi yang terdapat di dalam buku ini dapat dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang memerlukan informasi dan pengetahuan mengenai kemaritam di Indonesia, baik itu pelajar, mahasiswa maupun khalayak umum. Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa indonesia baku namun tidak terlalu berat sehingga informasi yang tersaji di buku ini tersampaikan kepada pembaca.
b.      Kekurangan.
Meskipun banyak kelebihan yang terdapat di buku ini, bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan, buku yang berjudul menuju kedaulatan maritim Indonesia ini terkesan monoton dan membosankan karena penuh dengan tulisan, seharusnya untuk beberapa bagian seperti arsitektur maritim Indonesia dilengkapi dengan gambar agar lebih mudah dipahami. Data yang ada pada buku ini juga merupakan data yang sudah lama, seharusnya disajikan data yang terbaru mengenai dinamika sosial nelayan dan perbatasan maritim.


5. Rangkuman.

Deklarasi Djuanda 1957 merupakan bentuk pengakuan kesadaran yang baru yang melengkapi pancasila dan konsepsi negara RI yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta. Sila ke-3 pancasila “persatuam Indonesia” mensyaratkan kesadaran ruang maritim. Menjadi negara maritim adalah keniscayaan geostratejik untuk berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Untuk mencapai kedaulatan maritim tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dan pembelajaran yang berbasis kemaritiman bagi generasi muda. Untuk itu perlu takdir sebagai negara maritim bukan hanya karena lokasi ataupun pemanfaatan, tetapi juga didukung dengan keberadaan rezim politik yang paham akan maritim.